Obat-obatan kemoterapi dapat dibagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan faktor bagaimana obat itu bekerja, struktur kimia obat dan
hubungan obat yang satu dengan obat lainnya. Beberapa obat kemoterapi
digolongkan bersama karena berasal dari sumber tanaman yang sama. Beberapa obat
juga memiliki mekanisme kerja lebih dari satu cara, sehingga obat tersebut
memiliki lebih dari satu golongan.
Mengetahui bagaimana suatu obat bekerja adalah penting
dalam memperkirakan efek samping yang akan terjadi. Hal ini membantu ahli
onkologi memutuskan obat mana yang dapat bekerja dengan baik. Informasi ini
juga akan membantu para ahli dalam merencanakan kapan tepatnya setiap obat
harus diberikan (seberapa sering diberikan) jika lebih dari satu obat
yang akan digunakan.
Anthracycline adalah antibiotik anti-tumor yang mengganggu enzymes involved dalam
replikasi DNA. Obat ini bekerja di semua fase siklus sel. Golongan obat ini
juga digunakan secara luas untuk berbagai kanker. Pertimbangan utama ketika memberikan
obat ini adalah bahwa golongan obat ini secara
permanen dapat merusak jantung jika diberikan dalam dosis tinggi. Untuk alasan
tersebut, diperlukan batasan penggunaan dosis bagi seseorang untuk seumur
hidup. Salah satu anthracycline merupakan senyawa mitomycin. Terdapat dua
jenis mitomycin yang telah diisolasi dari Streptomyces caesipitorus, yaitu :
Mitomycin ini aktif
terhadap bakteri gram positif dan negatif gram dan juga menunjukkan aktivitas
yang luas terhadap sel tumor. Mitomycin C telah terbukti menjadi lebih kuat dan
merupakan agen antitumor banyak diresepkan. molekul-molekul ini mengerahkan
aktivitas biologis mereka yang kuat dengan silang untai DNA. Berikut ini adalah beberapa struktur
dari senyawa mitomycin, yaitu sebagai berikut :
Mekanisme reaksi
mitomycin sebagai obat antikanker adalah berikatan dengan DNA tumor sehingga
replikasi DNA dari tumor terganggu dan lama kelamaan akan mati. Berikut ini
adalah mekanisme reaksinya :
Berdasarkan mekanisme reaksi
diatas, pada tahap I mitomycin C
direduksi yang berfungsi untuk melindungi gugus fungsi karbonil sehingga
struktur nya berubah menjadi ; O karbonil (atas) menjadi elektropositif dan PEB
nya berdelokalisasi pada cincin siklik, serta O karbonil (bawah) menjadi OH.
Berikut ini adalah reaksi yang terjadi pada tahap I :
Pada tahap II terjadi
pelepasan –Ome dari struktur menjadi MeOH sehingga electron berdelokalisasi
pada cincin siklik membentuk ikatan rangkap, seperti dijelaskan pada reaksi
berikut :
Selanjutnya pada tahap
III, struktur mitomycin mengalami reaksi alkilasi oleh DNA tumor, reaksinya
adalah sebagai berikut :
Pada tahap IV, DNA
membentuk siklisasi dan melepas gugus –OCONH2 yang diilustrasikan pada gambar berikut ini :
Pada tahap akhir, terjadi reaksi
oksidasi untuk mendapatkan gugus karbonil pada struktur awalnya, reaksinya
adalah sebagai berikut :
Senyawa mitomycin dapat
disintesis di laboratorium dengan menggunakan pendekatan kishi, dimana pada
pendekatan kishi ini, menyatakan bahwa mitomycin dapat disintesis menggunakan
precursor sederhana awalnya orto-dimetoksi toluene. Berikut ini adalah
mekanisme reaksi pendekatan kishi senyawa mitomycin :
Berikut ini adalah
mekanisme reaksi sintesis senyawa mitomycin berdasarkan pendekatan khisi-nya yang
meliputi beberapa tahapan, yaitu :
a a. Pembentukan senyawa intermediet aromatik
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijabarkan
mekanisme reaksinya, yaitu sebagai berikut :
- Tahap I
Pada tahap ini, TiCl4 bertindak sebagai katalis asam (karna mengikat 4 Cl) dan dikloro metoksimetana sebagai reagennya. Gugus metoksi pada senyawa orto-diklorotoluena merupakan pengarah orto-para sehingga substituen dikloro metoksi metana akan tersubstitusi pada posisi orto. Selanjutnya Cl akan lepas karna adanya katalis TiCl4
sehingga menyebabkan O menjadi rangkap dan akan mendesak metil lepas dan
terbentuk aldehid.
- Tahap II
Pada tahap ini digunakan reagen mCPBA
(metacloroperoksibenzoit acid) yang merupakan reagen yang mudah menjadi radikal
seperti pada gambar dibawah ini :
Karna
berikatan dengan suatu radikal, sehingga menyebabkan senyawa yang
terbentuk menjadi radikal pula, seperti
pada gambar berikut ini :
Setelah
itu radikal-radikal tersebut akan bereaksi membentuk senyawa berikut ini :
- Tahap III
Pada tahap ini, terjadi 3 step yaitu yang pertama
menggunakan reagen NaOMe, yang kedua menggunakan reagen MeOH yang menghasilkan
senyawa ester dan yang ketiga menggunakan air untuk menghidrolisis ester dan
menghasilkan gugus hidroksi atau senyawa orto-dimetoksi meta-hidroksi toluene.
- Tahap IV
Pada tahap ini terjadi reaksi substitusi elektrofilik
dari 3-bromo-1-propena, H yang terikat pada O akan berikatan dengan Br- sehingga
propena akan tersubstitusi pada O.
- Tahap V
Pada tahap ini, terjadi delokalisasi membentuk keton
yang selanjutnya terjadi reaksi reduksi menghasilkan senyawa
2,6-dimetoksi-3-hidroksi-4-alil-toluena. Setelah terbentuk senyawa
2,6-dimetoksi-3-hidroksi-4-alil-toluena terjadi beberapa reaksi yang dijelaskan
pada gambar berikut ini :
- Tahap VI
- Tahap VII
Pada
tahap ini, digunakan Zn sebagai reduktor.
- Tahap VIII
Pada
tahap ini, dimasukkan N-benzilamin (Bn) yang berfungsi sebagai gugus pelindung
pada hidroksi.
- · Tahap IX
Selanjutnya adalah pembentukkan epoksida dari
dioksan, seperti yang dijelaskan pada gambar berikut ini :
- Tahap X
Pada tahap ini, cincin epoksida membuka dan disubstitusi
olen CH3CN dan menyebabkan O kekurangan elektron sehingga
ditambahkan CrO3- sehingga menghasilkan keton.
b. Pembentukan cincin medium
- Tahap I
Pada
tahap ini terjadi reaksi substitusi –OMe.
- Tahap II
Pada
tahap ini, CN direduksi oleh LAH menjadi NH2
- Tahap III
Pada tahap ini, gugus pelindung Bn
dihilangkan dengan menggunakan katalis Pd, karbon untuk menyerap air dan
methanol untuk mengasamkan. Hal ini diilustrasikan pada gambar berikut ini :
- Tahap IV
Pada tahap selanjutnya adalah dengan mengoksidasi
senyawa yang telah didapat dan menggunakan metanol sebagai pelarut, reaksinya
adalah sebagai berikut :
c. Siklisasi transannular
Pada tahap ini, terbentuk cincin siklik baru dari
gugus NH dengan 2 jalan, yang pertama dengan menggunakan MeOH dan SiO2
dan jalan yang kedua adalah dengan menggunakan gugus S-Me dan Et3N seperti
yang dijelaskan pada gambar berikut ini :
Berikut ini adalah reaksi siklisasi dengan
menggunakan jalur pertama menggunakan MeOH dan SiO2 yaitu sebagai
berikut :
Daftar
Pustaka :
https://inaoncologypharmacist.wordpress.com/2014/01/24/perbedaan-masing-masing-obat-kemoterapi/https://www.princeton.edu/~orggroup/supergroup_pdf/Mitomycins.ppt
assalamulaikum min terimaksih sebelum nya atas informasi yng telah d berikan pada blog ini ,,dsini saya mau bertanya ni min,,bagaimana sih caranya kerja Mitomycin untuk membuat stop kodon pada kanker.??
BalasHapussekian terimakasih ,,,mohon d balasa y min,,,eheh :D